Minggu, 21 Oktober 2007

Musik Peka Pasar atau Musik Murahan??

"Woo kamu ketahuan pacaran lagi, dengan dirinya teman baikku…woo", siapa sih yang gak kenal dengan lirik lagu itu. Awalnya saya sering denger dari adikku, tapi yah cuek2 aja sih paling cuman lagu baru punyanya anak-anak ABG bercelana pensil. Tapi kok lama-lama, lagu punya MATA atau KATA band (entah yang bener yang mana??) makin lama makin kondang aja, dan jadi hits di stasiun radio maupun televisi. Setelah mendalami lagu itu dari awal hingga akhir, wooo makin prihatin aja saya dengan industri musik Indonesia, masak lagu kayak gitu bisa masuk dapur rekaman seh. Aransemenya sederhana banget belum lagi liriknya yang sangat pendek (hanya satu bait prolog trus refrain), bahkan anak pra-sekolah pun akan segera hapal hanya dalam tempo lima menit.
Industri musik kita memang kadang bikin musisi itu sendiri terheran-heran, skill menjadi tidak penting dibandingkan tuntutan pasar dan segepok uang (sorry saya jadi under estimate). Kalo diserang dengan kritik2 tajam sperti "kenapa liriknya begitu sederhana??" jawabannya bisa ditebak, yaitu easy listening. Kata tsb seolah menjadi azimat sakti untuk menjadi pembenaran terhadap kritik-kritik yang menyerang.
Saya sendiri yang sejak usia ABG sudah menggemari musik-musik berat dan dalem yang lirik-liriknya mengandung nilai filosofi nan tinggi. PADI, Iwan Fals, Setiawan Jody, Ebiet G Ade (yang lagunya tetap enak didengar di setiap bencana alam muncul) bahkan saya pun mengakui kalau Peterpan itu hebat dengan lirik-lirik yang dalem walaupun bernuansa melow.
Untuk tema lagu yang sama (persilungkuhan) bandingkan dengan liriknya Iwan Fals berikut ini: "kau wanita terhebat yang pernah kumiliki, kau mengapa kau pergi, mengapa kau pergi…..semoga kau temukan apa yang kaucari yang tak kaudapatkan dari aku" lebih mantap kan, jauh banget dong, bahkan dibandingkan dengan "Sephia"-nya Sheila On 7 (terlepas dari aransemenmya yang diisukan sebagai hasil jiplakan) tapi ya itu semua kembali ke sense of music masing2 kita.
Teman-teman nongkrong saya kebetulan banyak yang berkecimpung di musik cadas, rock and roll dan reggae tentu saja selalu akan menertawakan band-band sejenis itu. Kangen Band sering mereka pelesetkan sebagai Katrok Band he he he, maju terus guyss kita lawan keblingeran selera musik masyarakat kita zaman sekarang yang makin hari makin gak bermutu aja. Saya lebih menghargai kalian yang untuk menghasilkan satu lirik lagu lengkap harus dibela-belain berpuasa sambil bertapa di Puncak Merapi.
Tapi kembali ke atas, selera musik memang tergantung masing-masing kita sendiri tapi gak ada salahnya saya kasih comment-comment pedas di atas, maaf bagi yang tersinggung, silahkan kasih feed back bagiku its doesnt matter. Ya tunggu saja setahun, dua tahun , lima tahun kedepan apakah mereka akan tetap eksis. Atau hanya akan menjadi nisan kecil di kuburan bernama musik instan Indonesia.

Tidak ada komentar:

 
gitamarhendra@2007 all right reserved